TATA CARA SERTA DO’A SHOLAT HAJAT
AGAR KEINGINAN TERKABUL
Oleh: Ferirur Rahman
……….“Barangsiapa yang memunyai kebutuhan (hajat) kepada
Allah atau salah seorang manusia dari anak-cucu adam, maka wudhulah dengan
sebaik-baik wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat), lalu memuji
kepada Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi saw Setelah itu, mengucapkan “Laa
illah illallohul haliimul kariimu, subhaana.... (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah) Diriwayatkan
dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan
dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu
kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat), setelah itu berdoa. Dia mengucapkan,
“Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang
di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan
makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau
jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini
saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.”
Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR
Baihaqi; ia mengatakan, sanad cerita ini shahih) “Ada seorang yang buta matanya
menemui Nabi saw, lalu ia mengatakan, “Sesungguhnya saya mendapatkan musibah
pada mata saya, maka berdoalah kepada Allah (untuk) kesembuhanku.” Maka Nabi
saw bersabda, “Pergilah, lalu berwudhu, kemudian shalatlah dua rakaat (shalat
hajat). Setelah itu, berdoalah....” Dalam waktu yang singkat, laki-laki itu
terlihat kembali seperti ia tidak pernah buta matanya.” Kemudian Rasulullah saw
bersabda, “Jika kamu memiliki kebutuhan (hajat), maka lakukanlah seperti itu
(shalat hajat).” (HR Tirmidzi)
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan bisa
dikatakan keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari mulai
keinginan yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang
dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala kebutuhan,
cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta selalu ditempuh
melalui jalan usaha secara praktis belaka. Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu
mengadukannya kepada Allah SWT, sebab Dia adalah Dzat Yang Mahakaya, yang
memiliki langit, bumi, dan seluruh alam semesta, Dzat Yang tidak bakhil dalam memberi
kepada yang memohon dan meminta kepada-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah saw
setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu mengadukannya kepada Allah SWT
melalui shalat. Mengadu dan memohon kepada Tuhan yang tidak pernah sekali pun
berada dalam lemah dan miskin. Kenapa? Karena shalat adalah jalan keluar bagi
mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana seorang
hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya.
Di
dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman, “Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu
dengan melaksanakan shalat dan dengan sikap sabar.” (QS Al-Baqarah <2>:
45)
Shalat hajat, ditetapkan atau disyariatkan yang secara
khusus dikaitkan kepada ibadah bagi yang sedang memiliki kebutuhan atau
permasalahan. Dan tentunya, ini lebih spesifik dibandingkan dengan
shalat-shalat lain dan memiliki suatu keistimewaan sendiri dari Allah dan
Rasulullah saw. Selain itu, shalat hajat merupakan suatu cara paling tepat
dalam mengadukan permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang muslim. Shalat
hajat merupakan salah satu jenis shalat yang disyariatkan di dalam Islam. Dasar
hukum shalat hajat terdapat di dalam hadits Rasulullah saw. Para sahabat, ulama
salaf, dan para shalihin biasa melakukan shalat hajat, terutama ketika mereka
memiliki suatu kebutuhan, baik dalam situasi mendesak maupun dalam situasi
biasa.
Dari beberapa keterangan yang terdapat di kitab-kitab, baik
ulama salaf maupun khalaf (kontemporer), shalat ini telah banyak membuktikan
keampuhan atau terkabulnya seluruh permohonan dari kebutuhan yang mereka pinta
kepada Allah, sebagaimana yang terdapat pada bukuini. Shalat hajat juga
merupakan bagian dari keringanan dan rahmat dari Allah SWT bagi hamba-Nya.
Pada praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa
dilakukan pada siang hari atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat lainnya
secara umum. Misalnya, shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada saat matahari
terbit sampai datangnya waktu zuhur, atau shalat tahajud yang hanya bisa
dilakukan pada malam hari. Sebagai pembuktian atas kebenaran sabda Rasulullah
terhadap shalat hajat, tidak terhitung banyaknya orang yang telah mendapatkan
keajaiban dan terkabulnya permintaan atau hajat mereka. Bahkan, ada yang
mendapatkan keajaiban dengan diturunkan malaikat kepadanya untuk membantu menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapinya, sebagaimana yang terdapat di dalam bab “Bukti
Dan Kisah Nyata Orang-Orang Mendapatkan Keajaiban Shalat Hajat”
Shalat
Hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ia memiliki hajat
tertentu dan ia ingin hajat tersebut dikabulkan oleh AllahSWT.
Shalat
dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 raka\'at dengan salam setiap 2
rakaat. Shalat ini dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu
yang dilarang untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat).
1.
Niat
shalat hajat: Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat shalat hajat
sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2.
Doa Shalat Hajat
Setelah
selesai shalat hajat, lalu membaca istigfar. Dalam kitab Tajul Jamil lil ushul,
dianjurkan setelah shalat hajat membaca istigfar 100x, seperti kalimat istigfar
yang biasa atau sebagai berikut: Astagfirullaha rabbi min kulli dzanbin wa
atuubu ilaiih.
Artinya:
“Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat
kepada-Mu” .
Selesai membaca istighfar lalu membaca shalawat nabi 100x,
yakni: Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa wardha
‘an ashaabihir ridhar ridhaa.
Artinya:
“Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad,
kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.”
Laa
ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu
lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima
maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin Laa
tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan
hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci
Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru
sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan
sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap
dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni
dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan
tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan.
Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, insya Allah, Allah mengabulkannya. Amin.
4. Keutamaan Shalat Hajat
Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, insya Allah, Allah mengabulkannya. Amin.
4. Keutamaan Shalat Hajat
Sabda
Rasulullah: Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat
(Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta
cepat atau lambat. (HR Ahmad) Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia
berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan
keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah
itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri
yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi
bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari
kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada
hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan
keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu
mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi)...
Semoga bermanfaar........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar